Oleh : Asep Jazuli
Sebuah Tulisan Kilas Balik Pemikiran Mahasiswa Keder
Kenapa Harus Belajar Berorganisasi?
Manusia
pada dasarnya merupakan makhluk individu dan sosial sekaligus. Memang pusat
kemanusiaan adalah masing-masing pribadi manusia dan bahwa kemerdekaan pribadi
adalah hak asasinya yang pertama. Tidak sesuatu yang lebih berharga daripada
kemerdekaannya yang asasi tersebut. Namun pada saat bersamaan, manusia hidup
dalam suatu bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi) dengan dunia sekitarnya
dan dengan individu lain sebagai makhluk sosial. Bersosialisasi merupakan jalan
bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan kemanusiaannya dengan baik. Tanpa berada
di tengah sesamanya dalam bentuk-bentuk hubungan tertentu, manusia tidak dapat
memenuhi kebutuhannya dan tidak dapat tumbuh mencapai tingkat kemanusiaannya
yang tertinggi. Dengan demikian, dalam masyarakat itulah kemerdekaan asasi
manusia selaku individu dapat diwujudkan hingga mencapai tingkatnya yang paling
sublim.
Organisasi
adalah bentuk masyarakat yang terbaik karena didalamnya terdapat aturan main
yang tertuang dalam peraturan organisasi dan dalam budaya organisasi, memiliki
jenjang struktural yang jelas, serta memiliki tujuan dan prinsip-prinsip dasar
yang menginspirasi kehidupan berorganisasi yang eksplisit. Oleh karena itu,
individu yang berorganisasi merupakan individu yang paling memiliki peluang
mewujudkan fitrah kemanusiaannya yang merdeka, berkehendak untuk tumbuh, dan
saling memberi dengan yang lainnya.
Berorganisasi
juga merupakan proses pembentukan jatidiri individu dan sekaligus ruang bagi
individu beraktualisasi, mengekspresikan kemanusiaannya dengan lebih baik,
dibandingkan dia hanya seorang diri ataupun sekedar berkerumun. Berorganisasi
di usia muda, pada dasarnya juga merupakan langkah mempersiapkan masa depan
menjadi lebih baik dan terarah dengan jelas. Kebersamaan dan proses-proses yang
dialami selama dalam organisasi ketika muda, antara individu yang satu dengan
lainnya, akan menumbuhkan rasa persaudaraan yang kuat sehingga mengekalkan
kebersamaan tersebut. Kebersamaan itulah yang menjadi bekal untuk tumbuh
bersama, saling menolong, saling bantu, dan saling membesarkan sambil terus
berupaya mewujudkan tujuan ideal yang pernah diserap dalam organisasi pada saat
muda.
Selama
berorganisasi, setiap individu dihadapkan pada usaha dan masalah. Keduanya
saling terkait. Melalui mekanisme dalam organisasi, setiap individu dipacu
untuk dapat berusaha dan mengatasi masalah secara efektif dan efisien sehingga
kemampuannya secara personal dan komunal ditingkatkan.
Dengan
demikian, berorganisasi pada dasarnya berusaha mewujudkan kemanusiaan kita
dengan jalan yang terbaik, mempersiapkan masa depan secara bersama dan terarah
dengan jelas, dan secara teknis melatih individu untuk terus berusaha dan dapat
mengatasi permasalahan.
Kenapa Harus Ber-HMI?
Ada
pilihan banyak organisasi yang secara karakteristik dapat dibedakan dalam
karakteristik organisasi massa vs organisasi perkaderan, organisasi profit vs
organisasi nonprofit atau organisasi ekonomi vs organisasi sosial, dan
lain-lain. Di kampus sendiri terdapat banyak organisasi baik intra maupun
ekstra kampus. Organisasi intra seperti SEMA, UKM, UPT, HMJ, LDK, dll.
Organisasi ekstra seperti HMI, PMII, GMNI, KAMMI, LMND, dll. Organisasi intra
maupun ekstra merupakan organisasi sosial (non profit) dan merupakan media
perkaderan generasi muda bangsa.
Di
tengah beragamnya organisasi intra maupun ekstra, mahasiswa dituntut untuk
memilih organisasi yang tepat, baik di intra maupun ekstra kampus. Organisasi
intra sejatinya terbuka terhadap semua mahasiswa yang menjadi aktifis
organisasi ekstra kampus. Dengan demikian, pilihan berorganisasi di intra tidak
membatasi pilihan untuk aktif di organisasi ekstra. Namun karena organiasi
ekstra banyak ragamnya, organisasi ekstra apa yang harus mahasiswa pilih?
Jawaban atas pertanyaan tersebut dengan mudah dan pasti harus dijawab dengan:
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pertanyaannya kemdudian, kenapa mahasiswa
sebaiknya harus memilih HMI sebagai pilihan organisasi ekstranya?
HMI
adalah organisasi yang unik sejak didirikan. HMI dikreasi oleh Lapran Pane dkk
dari kondisi kemahasiswaan yang terkutub pada semangat nasionalisme dan Islam.
HMI adalah organisasi kemahasiswaan yang didirikan dengan semangat
mempertemukan semangat nasionalisme kebangsaan Indonesia dan Islam Indonesia.
Hal ini tercermin dalam tujuan awal berdirinya HMI yakni (1) mempertahankan
Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia, dan (2)
menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam.[1]
Islami
yang nasionalis dan nasionalis yang Islami itulah profil kader HMI yang juga
terkenal dengan sebutan kader umat dan bangsa. Karakteristik yang demikian
merupakan karakter utama yang menjadi kekuatan bagi HMI sehingga dapat terus
eksis menjadi organisasi kemahasiswaan tertua (berdiri 14 Rabiul Awal 1366 H
bertepatan 5 Februari 1947, kurang dari 2 tahun setelah kemerdekaan NKRI) dan
terbesar (memiliki 17 Badko, 149 Cabang Penuh, dan 16 Cabang Persiapan di
seluruh Indonesia dan Malaysia, dan jumlah anggota lebih dari 100 ribu).
Pandangan
dan ideologi HMI yang mengawinkan Islam dan nasionalisme Indonesia bukanlah
ahistoris melainkan didasarkan pijakan historis, identitas, dan visi yang jauh
ke depan. Jejak historis misalkan dapat dilihat dari kutipan berikut ini:
Agama
Islam tidak begitu saja menyerap nurani suatu kebangsaan secara pasif. Agama
ini menjadi pengadaan saluran dini dari perkembangan nasionalisme yang matang,
nasionalisme modern, suatu saluran yang sampai sekarang masih sangat
penting.[2]
Argumen
identitas didasarkan pada suatu kesadaran bahwa dalam diri tiap warga Indonesia
dan umat Islam Indonesia melekat dua identitas sekaligus, yakni berbangsa
Indonesia dan beragama Islam. Keduanya merupakan identitas yang tidak
terbantahkan dan karenanya harus diharmoniskan dan dijadikan modal yang saling
memperkuat demi terwujudnya kehidupan dan peradaban yang lebih baik. Sedangkan
argumen visi jauh ke depan dimaksudkan karena HMI memiliki visi bahwa Islam dan
Indonesia yang plural dapat dibangun menjadi maju, kuat, dan sejahtera dalam
wadah yang lebih mengedepankan substansi dari pada simbol. Dalam kerangka
itulah, HMI kemudian memiliki visi menciptakan kader yang memiliki visi lima
kualitas insan cita seperti yang tercermin dalam tujuan HMI (Ps 4 AD), yakni terbinanya insan akademis,
pencipta, pengabdi, yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas
terwujudnya masyarakat adil-makmur yang diridhoi Allah SWT.
Dalam
rangka menapaki jejak historis semangat keislaman-kebangsaan yang pluralis
tersebut dan meneruskannya menjadi semangat yang abadi dan fungsional,
dibutuhkan pemahaman keagamaan lain yang lebih dari sekedar Islam syariah yang
mengedepankan ritualisme dan simbolisme beragama. Dalam pandangan HMI, ritual
merupakan kewajiban individu umat yang tidak produktif dipertentangkan dan
menjadi sumber perpecahan umat. Biarlah ia menjadi tanggungjawab individu yang
akan dipertanggungjawabkannya dihadapan Allah. Yang mesti dikembangkan oleh
umat Islam adalah pemikiran dalam semangat Islam sebagai rahmatan lil a’lamin
sehingga Islam memberikan manfaat yang optimal sebagai agama yang menginspirasi
kemajuan pemeluknya dan umat manusia pada umumnya. Oleh karena itu, yang harus
dikembangkan adalah dimensi lain dari agama Islam yang umum dipahami dan
dipraktekkan di Indonesia, agar tidak terjebak dalam Islam syariah yang telah
membelenggu umat sehingga berpikir seolah-olah Islam hanya sebatas itu. Dalam
rangka itulah HMI mengembangkan Nilai-nilai Dasar Perjuangan yang merupakan
jendela pemahaman Islam di HMI dalam ranah pemikiran sosial, ekonomi, politik,
dan budaya.
Dengan
demikian, memasuki HMI berarti memasuki alam pemikiran Islam nasionalis dan
Nasionalis Islam. Memasuki alam pemikiran pluralis yang substansialis dan
memandang beragama sebagai proses penuh kesadaran dan tanggungjawab. Corak yang
demikian merupakan konsekuensi dari spirit misi HMI yang berasal dari QS Al
Imran, 3:104 “Hendaknya diantara kamu ada umat yang melakukan da’wah ila al
khair, ammar makruf dan nahi munkar, dan mereka itulah orang-orang yang
bahagia”.[3]
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda Disini....