Oleh : Dedi Mulyadi, SH
( Bupati Kabupaten Purwakarta )
Lihatlah
betapa sempurnanya peran ibu bagi kemajuan dunia. Toyoda sangat mencintai
ibunya karen aitu ia memiliki daya kreatif yang sangat besar. Tradisi Sunda,
sekali lagi, menjadikan ibu sebagai titik awal, tengah, dan akhir dari
perjalanan cinta-nya. Kenapa demikian? Hanya pada ibulah kita menemukan teladan
mengenai cinta yang melayani. Rasakan saja apa yang selama ini kita alami,
semenjak kecil ibu terus menerus melayani keperluan kita sebagai anaknya. Penuh
ketulusan dan cinta yang tak pernah padam, itulah yang dimiliki ibu.
Ibu
Toyoda, ibu saya, dan ibu Anda semua adalah malaikat Tuhan yang dikirimkan ke
dunia untuk mendukung kita. Persis seperti cerita berikut yang saya temukan di
internet:
Suatu
ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Menjelang diturunkan, dia
bertanya kepada Tuhan, “para malaikat di sini mengatakan bahwa besok engkau
akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup di sana, saya begitu
kecil dan lemah,” kata si bayi. Tuhan menjawab, “Aku telah memilih satu malaikat
untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu.”
“Tapi
di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi
saya untuk bahagia.” demikian kata si bayi.
Tuhan
pun menjawab, “Malaikatmu akan bernyayi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan
kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia.” si bayipun
bertanya kembali, “Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara
kepada-Mu?” Sekali lagi Tuhan menjawab, “Malaikatmu akan mengajarkan
bagaimanacara kamu berdoa!” sibayipun masih belum puas, ia pun bertanya lagi,
“Saya mendengar bahwa dibumi banyak orang jahat, siapa yang akan melindungi
saya?”
Dengan
penuh kesabaran Tuhanpun menjawab, “Malaikatmu akan melindungimu, dengan
taruhan jiwanya sekalipun.” Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan
pertanyaannya, “Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi.” Dan
Tuhanpun menjawab, “Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang aku, dan akan
mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku walaupun sesungguhnya
Aku selalu berada di sisimu.”
Saat
itu surga begitu tenangnya sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang
anak dengan suara lirih bertanya, “Tuhan, jika saya harus pergi sekarang,
bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?” Tuhanpun
menjawab, “Kamu dapat memanggil Malaikatmu….IBU….”
Ibu
maafkan saya bila cintaku tak seluas cintamu.
Sumber segala sumber energi adalah
rasa cinta pada ibunda. Cintalah yang membuat seseorang terus-menerus tertarik
pada sesuatu –walaupun orang lain meragukan atau bahkan menentangnya. Cintalah
yang membuat seseorang terus melakukan penjelajahan ke arah yang lebih baik
lagi.
----------------------------------------------------------------------------------------
Note Admin :
Sebuah Bait Lagu Untuk Ibu yang menyentuh hati :
Indung,
lembur, panineungan
Wasilah,
mata munggaran
Alam
nyanggap papasangan
Tangtu
nu jadi ukuran
Ngampar
leumah jajalanan..
Lampah
hirup dilakonan
Ka'asih
Indung marengan
Samping
jangkung
Gelung
jucung
Awak
rengkung di sebakeun
Sesa
umur di anteurkeun...
Ngaguru
ku kabodoan
Ikhlas
eusi kapinteran
Ciduh
meutuk jajampean
Ajeg
lampah dilakonan
Leumah
ngamparkeun kaheman
Nungtun
laku ning kamelang
Panas
Ajaran tibeurang
Ngaguru
ka poe peuting....
Sasuci
ku cai ibun
Pahing
geutih pahang tulang
Ayun
ambing, ayun ambing
Ajeg
tangtung, hirup nanjung...
Samping
kebat gogoleran
Endah
rema gugupayan
Sapanjang
Indung maruengan
Ajeg
lampah kamulya'an
Leumah
ngamparkeun kaheman
Nungtun
laku ning kamelang
Panas
Ajaran tibeurang
Ngaguru
ka poe peuting....
Sasuci
ku cai ibun
Pahing
geutih pahang tulang
Ayun
ambing, ayun ambing
Ajeg
tangtung, hirup nanjung...