Foto : edu.madmagz.news
Setiap
orang dapat menjadi jurnalis, termasuk warga desa. Warga dalam membuat,
menggunakan, dan menyebarluaskan informasi tentang pelbagai kegiatan dan isu di
desanya. Berkat perkembangan teknologi informasi, warga juga mampu melakukan
hal serupa. Bakan, warga juga dapat menjadi anjing penjaga (watchdog) saat
media arus utama tidak berfungsi secara maksimal.
Aktivitas
warga untuk memproduksi informasi melahirkan desentralisasi informasi. Kondisi
tersebut tak dapat dilepaskan dari perkembambangan jurnalisme warga. Jurnalisme
warga merupakan alih bahasa dari kata citizen journalism, yaitu keterlibatan
warga dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis, serta penyampaian
informasi dan berita (Wikipedia Indonesia: 2010).
Jurnalisme
warga merupakan bentuk baru dalam penyebaran informasi,di mana batas antara
produsen dan konsumen informasi sulit di pisahkan. Jurnalisme warga membawa
dampak positif. Pertama, memberikan ruang bagi peran serta warga dalam
pengelolaan informasi. Keterlibatan warga dalam dunia jurnalistik membuktikan
adanya hubungan dinamis antara pelaku media dan pembacanya. Kedua, mampu
memberikan ruang bagi warga untuk menegakkan hak-hak informasinya.
Meningkatnya
keberaksaraan (melek) media dari warga juga memengaruhi perkembangan jurnalisme
warga. Meski awalnya sekadar iseng, lama-kelamaan mereka menyadari kegiatan
pengelolaan dan berbagi informasi adalah sebuah pilihan. Apabila warga mampu
berbagi informasi, maka pengetahuan dan kemampuan menyelesaikan permasalahan
hidup akan meningkat pula.
Sumber
: sekolah.desamembangun.id
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda Disini....