Semua manusia pasti
berhadapan dengan masalah. Maka masalah bukanlah hal yang eksklusif, yang hanya
dimiliki oleh orang-orang tertentu saja. Sehingga yang jadi persoalan bukanlah
apa dan bagaimana masalah itu, tapi bagaimana cara kita menghadapi dan menyelesaikannya.
Sehingga masalah tak perlu jadi masalah.
Oleh : Sigit Priatmoko
KampusDesa–Tidak ada satu pun manusia di dunia ini yang hidupnya
steril dari masalah. Betapapun tinggi pangkatnya, betapapun kayanya ia, dan
betapapun pintarnya, semua manusia pasti tak luput dari masalah dalam hidupnya.
Terlepas bagaimana bentuk dan tingkat kerumitan masalah tersebut, yang jelas
setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini membawa masalah masing-masing.
Masalah ini tidak akan berhenti datang, sampai nyawa terlepas dari badan.
Ketika kita masih bayi, kita dihadapkan
dengan susahnya berkomunikasi, bahkan dengan orangtua kita sendiri. Semua orang
belum mengerti apa yang kita mau, karena kita belum bisa mengucapkan sepatah
kata pun. Akibatnya, kita gunakan menangis sebagai senjata utama.
Menginjak usia kanak-kanak, masalah yang
kita hadapi semakin meningkat kompleksitasnya. Kita sudah dihadapkan dengan
masalah yang tidak hanya menyangkut diri kita sendiri, tapi juga orang lain.
Pada usia remaja, tingkat kerumitan masalah semakin meningkat. Kita dihadapkan
dengan masalah-masalah yang semakin abstrak dan rumit. Cita-cita, masa lalu,
masa depan, asmara, relasi sosial, egoisme, dan sebagainya merupakan
permasalahan yang mengakrabi kita di usia tersebut.
Pasca remaja, kita memasuki usia dewasa.
Pikiran dan hati kita sudah matang pada usia ini. Namun, alih-alih menjadi
sederhana, masalah yang datang kepada kita justru semakin berlipat. Baik
kuantitasnya, besarnya, maupun tingkat kerumitannya. Keluarga, harga diri,
karir, masa lalu, pernikahan, cita-cita, kebutuhan hidup, ketenangan jiwa, dan
sebagainya merupakan masalah-masalah yang karib kita hadapi.
…kita
selalu berhasil mengatasi masalah-masalah yang datang itu. Meskipun seringkali
kita pesimis di awal, namun pada akhirnya masalah yang datang selalu dapat kita
selesaikan.
Sungguh pun demikian, ternyata kita
selalu berhasil mengatasi masalah-masalah yang datang itu. Meskipun seringkali
kita pesimis di awal, namun pada akhirnya masalah yang datang selalu dapat kita
selesaikan. Dengan demikian, nyatalah kata al-Qur’an bahwa Allah tidak akan
membebani hamba-Nya dengan masalah melebihi kesanggupan mereka. Juga firman
Allah yang mengatakan bahwa bersama kesulitan ada kemudahan. Artinya, selalu
ada jalan keluar di balik setiap masalah. Apapun itu.
Lebih pentingnya lagi, selalu ada banyak
hikmah/pelajaran hidup yang dapat kita gali dari setiap masalah yang kita
hadapi. Kita kemudian menjadi aware bahwa masalah yang datang
ternyata disebabkan oleh ulah kita sendiri. Sehingga kita berupaya sekuat
tenaga agar tidak mengulangi kesalahan yang sama. Melalui masalah pula, kita
menjadi semakin dewasa dan matang. Kita semakin siap jika masalah yang serupa
atau yang lebih besar datang di kemudian hari. Melalu masalah kita juga mampu
menemukan hidup kita yang sebenarnya.
Selain itu, dengan adanya masalah, kita
semakin mesra dengan Tuhan. Yang awalnya sebelum ada masalah, kita jarang
memikirkan Tuhan. Setelah ada masalah, setiap hari kita memuja dan memohon
kepada-Nya agar masalah kita segera terselesaikan. Kita semakin menyadari
betapa terbatas dan kecilnya kemampuan kita. Cahaya iman pun semakin berpendar
dalam hati kita. Semua berkat adanya masalah.
Sampai di sini jelas kiranya bahwa
masalah merupakan anugerah dan nikmat Tuhan yang amat besar dan harus kita
syukuri. Masalah merupakan bentuk pendidikan dari Tuhan agar kita semakin
matang dan dewasa. Melalui masalah, Tuhan mendidik kita agar kita menjadi
pribadi yang kuat dan tangguh. Pribadi yang siap siaga, cerdas, cermat, dan
waspada.
Melalui masalah pula, Tuhan mengingatkan
kita bahwa dalam hidup ini kita tidak akan bisa lepas dari campurtangan-Nya.
Semua yang kita usahakan selalu membutuhkan pertolongan dari-Nya. Bahkan,
tujuan kita hidup di dunia ini pada hakikatnya adalah kembali kepada-Nya. Maka
dari itu, sudah seharusnya Tuhan menjadi tujuan pertama dan utama dalam hidup
ini. Itulah esensi hidup yang sesungguhnya. Akan salah hidup kita jika Tuhan
tidak kita posisikan sebagai prioritas utama.
Datangnya
masalah bukanlah masalah. Justru merupakan anugerah dan berkah. Masalah tidak
untuk dihindari, tapi untuk dihadapi dan diselesaikan sesuai dengan kemampuan
diri
Dengan demikian, datangnya masalah
bukanlah masalah. Justru merupakan anugerah dan berkah. Masalah tidak untuk
dihindari, tapi untuk dihadapi dan diselesaikan sesuai dengan kemampuan diri.
Kepada Tuhan selalu berserah diri, supaya bahagia hingga di kehidupan nanti.[]
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda Disini....