Ada yang beranggapan bahwa berpolitik itu
cukup dengan mengikuti rapat rapat rutin formal, atau menjadi peserta bimbingam bimbingan dan pelatihan pelatihan teknis, atau
menghadiri undangan undangan seremonial.. lalu berfoto bersama dan disebarkan
melalui media sosial..
Mungkin, untuk sekedar menaikan rating eksistensi atau framing citra diri, kuantitas upload foto selfie bisa dianggap cukup mewakili.
Namun sejatinya, berpolitik jauh lebih dalam dari
itu. Ada berkelindan begitu banyak motif, harapan, kepentingan, dan tujuan dari
berbagai pihak yang terlibat, langsung maupun tidak langsung. Agar dapat
bertahan dalam dinamika pergulatan interest para pihak, setiap aktor/aktris
politik mesti meretas, membangun dan merawat akses terhadap suprastruktur
politik yang relatif memiliki rentang kendali jauh lebih stabil. Dan
persoalannya, kerja kerja semacam itu diharamkan dari hiruk pikuk publisitas.
Bayangan tanpa warna diruang yang terang benderang.
Oleh : A Dadan Setiawan
( Penulis adalah Penasehat Insan Desa
Institute, Pimpinan SUNAN Institute, dan Penikmat Kopi )
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda Disini....