Pilkades
menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan hidup kepala desa. Sebagian
besar Kades dilahirkan dari proses pemilihan yang mengandung politik saling
hasut di antara tim sukses dan mengumbar kelemahan lawan secara personal (bukan
visinya). Dengan begitu, biografi yang baik tentu menjadi modal awal promosi
keunggulan calon kepala desa.
![]() |
Ilustrasi gambar : Radar Kudus - Jawa Pos |
Kemenangan
Kades dalam pemilihan kepala desa secara berturut-turut dipengaruhi oleh (1)
faktor keunggulan pribadi, (2) karakteristik basis suara, dan (3) dukungan
tokoh atau tim sukses. Bila ditelusuri lebih dalam, ketiga faktor ini rupanya
tidak bisa dipisahkan dari penjelasan mengenai biografi (perjalanan hidup)
kepala desa.
Pertama,
faktor keunggulan yang paling berkesan adalah kemampuan Kades dalam
berkomunikasi, keaktifan, serta kredibilitasnya di mata masyarakat. Faktor ini
seutuhnya diproduksi dari latar belakang individu kades berupa pendidikan,
pengalaman berorganisasi, terlibat di pemerintahan desa, profesi, dan pola
relasi yang terbangun bersama masyarakat.
Kedua,
adalah basis suara yang dipengaruhi dari latar belakang Kades atas konstelasi
dan stigma sosial yang berkembang di level masyarakat, misal karena kesamaan
suku (termasuk pribumi-pendatang) atau wilayah tempat tinggal.
Terakhir,
faktor dukungan tokoh atau tim sukses tentu memperkuat posisi dan popularitas
kepala desa dengan mempromosikan keunggulannya pada warga. Tidak semua Kades
memiliki motivasi untuk maju dalam pemilihan, misalnya karena merasa bukan
berasal kelompok elit pemerintahan atau tak memiliki kemampuan finansial
sebagai modal pencalonan. Tapi hampir semua tokoh atau tim sukses memberikan
dukungan karena keunggulan yang dimiliki Kades, seperti pengalaman dan pola
relasinya dengan warga. Selain itu, dukungan juga dapat muncul karena latar
belakang keluarga, misalnya berasal dari keluarga yang anggotanya disegani atau
dari suku pribumi.
Sumber
: Buku
Potret Politik & Ekonomi Lokal di Indonesia (Dinamika Demokratisasi,
Pengembangan Ekonomi dan Kawasan Perdesaan) Hak cipta © Institute for
Research and Empowerment (IRE) Yogyakarta Pertama kali diterbitkan dalam bahasa
Indonesia kerjasama IRE, AKATIGA, Sajogyo Institute, Mei 2017 dengan dukungan
Program Knowledge Sector Initiative
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda Disini....