INSAN DESA INSTITUTE
- Ketika berbicara tentang pendamping desa, ada sebuah memori
dalam pikiran saya, menerawang pada kenangan ketika pertama kali mengikuti
seleksi sebagai pedamping. Sebagai orang yang berdomisili di pinggiran wilayah
Sumedang Larang (Kabupaten Sumedang-Red), saya harus berangkat ke Dayeuh Pakuan
Pajajaran (Kabupaten Bogor-Red) tepatnya di kampus IPB, untuk melaksanakan
seleksi tersebut.
Mengikuti seleksi pendamping desa merupakan babak
baru dalam kehidupan karir pekerjaan saya. Dengan berbekal Ijazah yang seadanya
dan sedikit pengalaman dulu beraktifitas di lingkungan desa saya memberanikan
diri untuk mengikuti test tersebut, jumlah pendaftar membludak dari semua
jenjang sehingga dalam pikiran saya ketika itu dengan keterbatasan yang ada,
saya harus siap bersaing dan mempersiapkan mental sebaik mungkin untuk
berkompetisi, hingga akhirnya sayapun dinyatakan lulus sebagai pendamping lokal
desa.
Hari ini, hampir 4 tahun menjalani tugas sebagai
Pendamping Lokal Desa, banyak dinamika yang terjadi di desa. Perkembangan desa selama hampir lima tahun
berjalan, beberapa pengalaman desa menunjukkan betapa kehadiran pendamping
sangat diperlukan. Bahkan dianggap berkontribusi positif mendampingi dan
memfasilitasi masyarakat dan pemerintah desa.
Dalam tataran praktek dilapangan beragam kesulitan yang dialami perangkat
desa, misalnya terkait dengan hal-hal yang bersipat basic (dasar) dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan, dan pemberdayaan desa seperti penyusunan RPJMDesa, RKPDesa, APBDesa, pelatihan-pelatihan sampai dengan pertanyaan seputar peraturan desa (perdes) terutama dalam
menerjemahkan berbagai peraturan dari atas sampai bawah, kedalam
langkah-langkah kongkrit dan sederhana. Yang pertama dicari adalah pendamping utamanya pendamping lokal
desa.
Itulah jejak kisah pendamping yang tak bisa penulis sampaikan secara mendetail. Dan
Alhamdulilah hari ini kita dapat menyaksikan berbagai praktik baik dalam tata
kelola desa. Praktik baik itu bisa terkait dengan persoalan peningkatan
pelayanan publik, proses perencanaan pembangunan, penganggaran desa,
peningkatan partisipasi, pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur dasar,
transparansi APBDesa, pengembangan sistem informasi desa, pengembangan ekonomi
desa dan berbagai Inovasi Desa yang bermunculan dengan keunikannya tersendiri.
Berbagai
praktik baik tersebut, menjadi energi tersendiri bagi seorang pendamping
khususnya bagi kami selaku PLD, hal ini bukan berarti kami ingin mengklaim
sendiri bahwa semua itu merupakan hasil kerja pendamping tetapi setidaknya kami
telah ikut berjuang mendampingi, memfasilitasi, dan mendorong desa untuk
melakukan berbagai kreasi yang baik diruang kewenangannya, dan hal itu menjadi kebanggaan
tersendiri manakala melihat desa dampingannya bekembang kearah yang lebih maju.
Oleh : Asep S Jazuli
(Pendamping Lokal Desa di Kabupaten
Sumedang)
Post a Comment
Sampaikan Komentar Anda Disini....